Tifatul Sembiring tentang Roy Suryo


Tifatul Sembiring pada 13 Januari lalu menuliskan di akun Twitternya tentang “pakar IT”. Image

Begini kalimatnya.

“setahu saya pakar IT itu laku keras di bursa kerja, cepat di-hire perusahaan, banyak tawaran2, dan kreatif, *tidak jadi M***ri”

tentulah maksudnya adalah menyindir Roy Suryo yang diangkat Presiden menjadi Menpora. Tentu kita tak ingin membela Roy Suryo. Untuk apa? Tapi dengan twit Tifatul Sembiring itu kita harus selalu ingat peristiwa-peristiwa sebelumnya.

Tifatul Sembiring pernah menuliskan di akun twitternya bahwa penyebab orang mengidap HIV/AIDS, “AKIBAT ITUNYA DIPAKAI SEMBARANGAN”. Apapun alasannya, dia adalah Menteri. Orang yang dibayar oleh negara melalui pajak yang kita bayarkan tiap tahun demi terselenggaranya pemerintahan yang baik. Bagaimana itu bisa terwujud sedang pemikiran Menterinya dangkal. Tidak tahukah Tifatul bahwa HIV bisa tertular melalui jarum suntik, melalui darah pada luka yang terbuka? Kita bicara tentang kualitas pemikiran seorang Menteri!

Tifatul melalui akun Twitternya juga pernah menulis bahwa ia termasuk orang yang tidak mau berjabat tangan dengan orang yang bukan muhrimnya. Tapi kemudian hari ia menjabat tangan Michelle Obama saat datang ke Indonesia. Setelah dikritik oleh banyak pihak, ia menghindar dengan alasan Michelle Obama terlalu jauh menjulurkan tanggannya sehingga ia tak kuasa menolak jabatan tangan itu. Pada banyak foto dan tayangan youtube, jelas sekali Tifatul-lah yang membungkukkan badan dan menjulurkan tangannya. Bahasa tubuh tak pernah bohong.

Image

Tifatul pernah mengatakan pada sebuah khutbah Idul Adha di Padang akhir tahun 2009, bahwa bencana alam yang terjadi beberapa tempat di Indonesia akibat perbuatan dosa dan perilaku amoral dari manusianya. Saya kecewa sekali, gempa tektonik di Jogja tahun 2006 membuat badan saya lemas karena kesulitan menghubungi keluarga dan tidak tahu kabar mereka dalam beberapa jam setelah kejadian. Semua media komunikasi terputus. Apa dengan itu Tifatul hendak mengatakan bahwa keluarga saya berbuat hal yang tidak bermoral? Tifatul memang tidak punya sensitifitas. Dia Menteri, yang syukurlah terpilih karena politik menghendaki demikian. Semoga para pemilih PKS menyesal.

Marzuki Alie juga pernah menyatakan tentang bencana tsunami Mentawai, “kalau takut dengan gelombang, sebaiknya tidak tinggal di tepi laut,” dan “disapu oleh gelombang besar atau tsunami mungkin adalah konsekuensi tinggal di pulau.” Oh, Marzuki Alie adalah seorang Ketua DPR ke 14. Tampaknya DPR itu sebuah lembaga perwakilan rakyat. Ucapannya terdengar seperti tidak punya naluri kemanusiaan.

Tifatul pernah menyatakan bahwa video porno yang didalamnya terdapat orang “mirip” Ariel-Luna Maya-Cut Tari, sama dengan analogi Jesus dalam perspektif Kristen. Maksudnya, dari perspektif Islam orang yang disalib adalah orang yang “mirip” dengan Nabi Isa, namun perspektif Kristen menganggap yang disalib itu adalah Jesus.

Sadarkah Tifatul bahwa hal ini membuat polemik karena ia membandingkan orang di dalam video porno itu dengan Nabi dan Jesus dari perspektif Islam dan Kristen. Pertama, video porno dan agama adalah dua hal yang bertentangan dari pemahamaman moral umum. Kedua, Islam akan selalu berkeyakinan bahwa dalam kisah kenabian orang yang disalib adalah bukan Isa, sementara Kristen akan selalu berkeyakinan bahwa orang yang disalib adalah Jesus. Mengapa ia angkat persoalan itu di depan wartawan media massa yang produk beritanya adalah orang dengan keyakinan yang majemuk?

Analogi kemiripan ini sebuah hal wajar bila dibahas di tempat ibadah atau forum keagamaan Islam. Tapi akan menjadi suatu persoalan bila diucapkan oleh Menteri di depan media massa yang sifatnya universal. Tifatul memang mengalami kesulitan dalam beranalogi, berbahasa, dan berkomunikasi. Bagi seorang Menteri Departemen Komunikasi dan Informatika yang seharusnya memiliki kriteria cakap dan pandai untuk memilih kalimat, bahkan kata-kata dalam berkomunikasi, Tifatul sama sekali tidak punya kemampuan itu.

Fatalnya, Tifatul bisa meragukan kepakaran IT seorang Roy Suryo dalam akun Twitternya, seakan hendak bilang bahwa Presiden telah salah menetapkan Roy Suryo (yang bahkan bukan pakar apapun) sebagai Menpora, namun Presiden tidak salah menetapkan Tifatul sebagai Menkominfo.

Sungguh, Presiden telah salah menetapkan pilihan keduanya. Sama salahnya dengan siapa saja yang telah memilih SBY sehingga menjadi Presiden selama dua kali periode.

*baca juga tulisan Melanie Subono “Surat untuk Yth Bpk Tifatul Sembiring

One response

  1. Proud Wife

    Melebarkan wawasan. Menegaskan alasan.

    Like

    Monday, January 14 , 2013 at 11:38 pm

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s