Make Bike Not Car
Sejarah Sepeda
Pernah melihat sepeda seperti ini .. ?
Sepeda ini bentuknya unik dan terkesan lawas. Namun ia sebenarnya bukanlah bentuk sepeda pertama di muka bumi, melainkan bentuk evolusi sepeda ke empat. Bentuk rancang bangun kendaraan roda dua pertama kali bernama Draisine atau hobby horses. Kemungkinan besar ide pembuatan sepeda terinspirasi dari kuda.
Beginilah bentuk generasi pertama sepeda yang bernama Draisine -juga dikenal dengan Laufmaschine — yang dibuat oleh Karl von Drais, seorang Jerman, pada tahun 1818, 190 tahun yang lalu.
Dapat kita lihat bahwa materi frame atau rangkanya terbuat dari kayu. Draisine belum dilengkapi dengan pedal meski telah menggunakan kemudi. Seperti terlihat pada gambar di atas, cara menggerakkan sepeda dengan mendorong atau melecutkan kaki pada permukaan jalan.
Pada tahun 1830 seorang Skotlandia bernama Thomas Mc Call merancang sepeda dengan pijakan kaki -bukan pedal– yang dikenal dengan sebutan Two Wheels Velocipede. Tiga puluh tahun kemudian 1860, Pierre Michaux dari Perancis memperkenalkan sepeda dengan engkol berpedal dan roda depan yang lebih besar.
When You Pray, Move Your Feet
“..are you ready to change the way you live?..”
“..the climate crisis can be solved..”
“..vote for leaders who pledge to solve this crisis..”
“.. join international efforts to stop global warming..”
“..if you believe in prayer, pray that people will find the strengh to change..”
“..in the words at the old african proverb, ‘when you pray, move your feet‘..'”
– An Inconvenient Truth [movie] –
Global Warming Sebagai Trend
Dua kata, “Pemanasan Global”, kini begitu sering kita dengar. Entah siapa persisnya yang memulai, tapi sekarang anak-anak muda di berbagai belahan dunia bersama-sama menyuarakan isu ini melalui berbagai media. Media massa baik cetak, elektronik, dan internet, turut mendukung kampanye “Stop Global Warming” lewat cara dan gayanya masing-masing. Global Warming tidak hanya sebuah isu, melainkan mampu menjadi tren di kalangan anak muda. Siapa yang tidak aware pada global warming dianggap tidak mengikuti tren.
Film “An Inconvenient Truth” mungkin memang memberi pengaruh besar dan signifikan pada penontonnya. Film dokumenter ini menggugah [lagi] dan menyadarkan [kembali] manusia akan pentingnya bersikap bijak dan peduli pada alam-semesta. Saya katakan “menggugah – lagi” dan “menyadarkan – kembali”, karena manusia sebenarnya memiliki pemahaman alamiah mengenai hukum kausalitas alam –tapi memilih untuk tidak peduli lagi.
Well-Informed Citizen
Beberapa waktu yang lalu saya mengikuti seminar bertema, independensi media di tengah pesta demokrasi pemilihan kepala daerah, di sebuah perguruan tinggi negeri di Semarang.
Banyak hal menarik dari presentasi yang disampaikan para panelis. Salah satunya yang masih terekam dengan baik oleh memori saya adalah kalimat, well-informed citizen. Penjelasan dari salah seorang panelis, jika masyarakat suatu negara mendapatkan informasi dengan baik, maka ekonomi di negara itu juga akan baik.
Ketika hal ini saya sampaikan pada seorang kawan sambil kongkow santai, ngopi, dan merokok di angkringan kemarin malam, dia langsung menyatakan sepakat dengan kalimat panelis di seminar itu. Dia langsung memberikan contoh sederhana betapa kalimat panelis itu memang masuk akal. Suatu hari teman saya itu melihat tayangan di televisi mengenai meningkatnya harga-harga kebutuhan pokok. Dan Faisal Basri dalam tayangan di televisi itu mengatakan bahwa sebenarnya kita rakyat Indonesia dapat memenuhi kebutuhan pangan secara mandiri tanpa perlu mengimpor dari negara lain. Hal ini memang sejak lama menjadi pertanyaan kita semua, mengapa negeri kita yang katanya subur, gemah ripah loh jinawi, hingga diibaratkan jika tongkat, kayu, dan batu diletakkan begitu saja bisa jadi tanaman, ternyata memunculkan kenyataan lain: belum dapat mencukupi kebutuhan pangan mandiri.
Opini Terakhir