puisi yang tak populer

Ibu dan 27

ibu

 

 

 

 

 

 

Ibu.. Lelaki ini sudah fasih pasang dasi sendiri. Dua puluh empat tahun lalu lelaki ini bahkan belum bisa kencing sendiri.

Terima kasih atas kasih sayangmu yang hangat, Bu..

Tak perlu repot masak opor saat aku pulang lebaran nanti, Bu..
Aku cuma ingin makan sambel bawang, ikan asin, plus lalapan..


Bandul

Saya nggak sebebas dulu
Saya ngerti itu
Ibarat balon gas, saya tertahan tali kekang yang dibanduli batu
Tapi dengan itu saya tahu,
bila fikir jauh melayang terlalu tinggi, bandul itu menarik saya agar tetap membumi
Untung saya tukang ngeyel
Saya tetap ingin terbang bertualang tanpa henti
Dan bandul itu tetap di sana, tersenyum menatap saya
Ke manapun bergerak, bandul itu membuat saya tertahan pada sebuah lini.
Lini imajiner yang membuat saya bahagia jika kembali.


Puisi Untuk Putri Raja

kota kasunanan tahun antara 1800-1850an..

Gusti sayang, kupu tanpa sayap tak ada di dunia ini. mawar tanpa duri jarang ada atau boleh dikata tak ada. Persahabatan tanpa cacat juga jarang terjadi. tetapi cinta tanpa kepercayaan adalah suatu bualan terbesar di dunia ini.

[saya temukan puisi ini di museum batik Ulen Sentalu, Jogja. Menarik..]


Tanda Seru Tanda Tanya

tanda-seru-tanda-tanya.png

perempuan ingin dibimbing tanpa tanda seru
perempuan juga ingin dipercaya tanpa tanda tanya

perempuan,
tak pernah benar-benar jadi dewasa
untuk rela melepas manjanya

herannya, laki-laki tak keberatan dengan itu semua
tak pernah benar-benar suka melihat
perempuan jadi mandiri sepenuhnya
karna laki-laki bangga menjadi tempat bertanya
setiap kali perempuan hadir dengan manjanya,
setiap itu pula laki-laki sukarela menawarkan bahunya

mungkin ..
itulah mengapa cinta tak perlu tanda seru
dan selalu menyisakan tanda tanya


Binti

Setangkai bunga kuletakkan diatas sini

untukmu yang mendahuluiku hari ini

Aku baru tahu kalau nama tengahmu “binti”.

sayang, Tuhan tidak pernah berpesan:

“Sesama sahabat dilarang saling mendahului.”


Pagi

Pagi adalah wajah indah..
Menghapus muram raut malam
Pagi adalah jamuan cinta dari embun bagi dedaunan
Cukupkan tangis semalam..
Karena hari ini banyak cinta kan datang..


MudamuTuamu

sudah banyak kerut di wajahmu
ubanmu terlewat banyak untuk disebut muda
dadamu kini kendur tak lagi kencang seperti dulu

kita tak lagi bisa selincah dulu bercinta
ketika kau menunggangiku seperti kuda betina
liar, gila
rambut hitammu berkibas setengah basah
harum keringat mengalir diantara dahi, leher, dan dadamu, indah

diatas dipan kamar kita yang masih baru
menggelinjang, menggeliat
berpacu, menggebu
melenguh, merintih, berbagi nikmat sangat

diakhir pagi buta itu
engkau mengejang, terpejam menyebut namaku

kita tertidur pulas setelahnya
utuh, bulat, tanpa busana

kini tulang kita terlalu renta untuk itu
bersamamu sore ini melihat cucu-cucu
berlarian, berteriak riuh ramai di taman
rumah kita yang nyaman


mati muda

Pernah aku bertemu mereka, di alam jauh singgasana para penyair yang mati muda.

Masih menulis, berdiskusi, berpuisi.

Mereka titip pesan, “Sampaikan pada anak-anak muda dunia, banyak-banyak membaca, banyak-banyak mengolah rasa, biar jiwa mengembara jauh meski raga tak menyentuh. Usia itu sempit, mati itu pasti, tapi jangan ingin mati muda”