Latest
Tjokroaminoto – Sebuah Film Bagus oleh Garin Nugroho
Kawan-kawan, mungkin Fast and Furious, Avengers, sedang diburu untuk ditonton. Tapi kalau sempet cobalah nonton Tjokroaminoto yang dibikin Garin Nugroho.
Untuk Air Asia
Hilangnya Air Asia Indonesia QZ8501 pada 28 Desember 2014 lalu mendorong Kementerian Perhubungan melakukan sejumlah audit dan penyelidikan tentang keamanan penerbangan. Namun sangat disayangkan kemudian Ignasius Jonan Menteri Perhubungan (Menhub) menyatakan akan menaikkan tarif low cost carrier dengan menerapkan tarif batas bawah sebesar 40% (dari tarif batas atas), dibanding sebelumnya hanya 30% (dari tarif batas atas). Alasan kenaikan itu demi keamanan dan keselamatan penumpang.
Low Cost Carrier atau Low Cost Airlines adalah maskapai dengan kelebihan efisiensi pada penghitungan biaya tiap satu rute terbang. Prinsip penghitungan biaya: jumlah kursi dikalikan jarak (miles/kilometres).
Misal sebuah pesawat Airbus A320-200 terbang dengan jumlah kursi 31 (berjajar 6: A, B,C,D, E, F) maka totalnya 186 kursi. Dengan menghitung seluruh komponen biaya termasuk fuel cost, labor, maintenance – parts, landing & parking fees, crew expenses, small supplies and catering, insurance, hangar rental, akan diketahui berapa biaya untuk satu penumpang tiap kilometer yang disebut Available Seat Kilometres (ASK).
Pada suatu regulasi atau alasan teknis tertentu bisa saja dari total 186 kursi itu yang diijinkan untuk diisi hanya 170 kursi (90%), bukan 186 kursi (100%). Maka hitungan ASK-nya akan lebih tinggi karena faktor pembaginya lebih sedikit.
Kita ambil contoh Air Asia, maskapai ini mampu menjadi the world’s lowest unit cost dengan nilai USD 0.023/ASK. Selain itu Air Asia mampu melakukan efisiensi dengan menjadikan break-even load factor hanya 52%. Break-even load factor adalah persentase tempat duduk yang harus terisi (dengan harga tiket tertentu) sehingga menghasilkan pendapatan yang setara dengan biaya operasional pada tiap penerbangan. Untuk mendapatkan untung sesuai target, maskapai perlu mendorong agar kursinya terbeli lebih dari 52%. Read the rest of this page »
Karena Bukan PKI
bukan, saya bukan menyalahkan “hari kesaktian Pancasila”. saya cuma nggak paham apa esensinya, apalagi sampai diupacarakan untuk memperingati.
bukankah itu sebagai pernyataan bahwa Pancasila selamat dari “Gerakan 30 September 1965” yang dituliskan oleh sejarah bahwa itu dilakukan PKI? kalau iya, berarti Indonesia telah menyalahkan PKI dan membenarkan pembantaian ribuan manusia oleh Soeharto atas nama PKI. bukan PKI yang membunuh para Jendral, itu perbuatan Soeharto. jadi hari Kesaktian Pancasila udah nggak relevan diperingati hari ini.
setelah memposisikan diri sebagai Pahlawan Pancasila, Soeharto kemudian menodong Soekarno untuk tanda tangan Supersemar (11 Maret 1966) lalu Soekarno turun dan Soeharto jadi Presiden selama 32 tahun.
saya bukan ahli sejarah, tapi literatur sekolah telah dipolitisir untuk menyalahkan PKI dan membenarkan pembantaian ribuan warga sipil yang tak bersalah atas nama pembasmian PKI. saat itu siapapun bisa dituduh sebagai PKI lalu dibunuh dengan sadis.
@ifanidea
Opini Terakhir