Latest

dari jogja

DSC_0361-001

departure

departure | @ifanidea

departure | @ifanidea

Tjokroaminoto – Sebuah Film Bagus oleh Garin Nugroho

Kawan-kawan, mungkin Fast and Furious, Avengers, sedang diburu untuk ditonton. Tapi kalau sempet cobalah nonton Tjokroaminoto yang dibikin Garin Nugroho.

Bercerita tentang bagaimana Tjokroaminoto memperjuangkan pribumi terutama petani, buruh, untuk punya hak yang sama dengan priyayi bahkan penjajah. Ia mendorong kesadaran bangsa ini untuk berani membela, mempertahankan kekayaan sumber daya manusia dan alam agar tidak selamanya diperas oleh penjajah.
Tjokroaminoto seorang orator ulung, sosialis, egaliter, pemberontak sejak muda, sekaligus religius. Tjokroaminoto telah menginspirasi Koesno muda yang menyewa lantai dua rumahnya untuk kost selama ia sekolah di HBS Surabaya. Kelak Koesno menjadi Presiden pertama Indonesia.
Kalau anda orang Surabaya, pernah tinggal di Surabaya, atau minimal tahu jalan Pandegiling dan jalan Paneleh, anda harus nonton film ini. Sama wajibnya jika anda pernah sekolah di Muhammadiyah, orang Jogja, pernah tinggal di Jogja, pernah sholat di Masjid Gede Kauman, atau minimal pernah lewat atau tahu Kauman Jogja, anda harus nonton film Sang Pencerah yang dibikin oleh Hanung Bramantyo bercerita tentang sosok ‘pemberontak’ religius bernama Ahmad Dahlan.
Tentu, film tak pernah dapat secara lengkap mendeskripsikan atau menuturkan sejarah yang panjang. Setidaknya film memudahkan visualisasi bagi yang belum punya banyak waktu membaca dan mencurahkan waktu untuk mengapresiasi nilai sejarah.
Film Tjokroaminoto ini juga menyampaikan kisah bahwa ternyata Semaun dan Muso pentolan PKI itu dulu adalah bagian dari kader Sarekat Islam. Ingat nama Kartosuwiryo tokoh Darul Islam di Garut yang bermaksud mendirikan negara Islam? Ya, dia juga pernah menjadi bagian dari Sarekat Islam. Abdul Muis..? ya.. dia adalah tokoh inisiator berdirinya Balai Pustaka dan ITB dan pernah bergabung di Sarekat Islam.
Betapa banyak pelajaran sejarah yang kemudian bisa kita ingat-ingat, ulas, dan dibahas kembali setelah nonton film Tjokroaminoto. Sarekat Islam, salah satu organisasi terbesar yang pernah ada di tanah ini. Melahirkan orang-orang hebat, intelektual, teknokrat, jurnalis, sosialis, politikus, yang nama-namanya kini menjadi nama jalan utama di kota-kota besar.
Percayalah Indonesia punya pahlawan sungguhan yang memang tidak sefiksi Avengers atau sejago ngebut seperti Brian O’Connor. Selamat berakhir pekan, selamat nonton.. 🙂

Untuk Air Asia

Hilangnya Air Asia Indonesia QZ8501 pada 28 Desember 2014 lalu mendorong Kementerian Perhubungan melakukan sejumlah audit dan penyelidikan tentang keamanan penerbangan. Namun sangat disayangkan kemudian Ignasius Jonan Menteri Perhubungan (Menhub) menyatakan akan menaikkan tarif low cost carrier dengan menerapkan tarif batas bawah sebesar 40% (dari tarif batas atas), dibanding sebelumnya hanya 30% (dari tarif batas atas). Alasan kenaikan itu demi keamanan dan keselamatan penumpang.

Low Cost Carrier atau Low Cost Airlines adalah maskapai dengan kelebihan efisiensi pada penghitungan biaya tiap satu rute terbang. Prinsip penghitungan biaya: jumlah kursi dikalikan jarak (miles/kilometres).

Misal sebuah pesawat Airbus A320-200 terbang dengan jumlah kursi 31 (berjajar 6: A, B,C,D, E, F) maka totalnya 186 kursi. Dengan menghitung seluruh komponen biaya termasuk fuel cost, labor, maintenance – parts, landing & parking fees, crew expenses, small supplies and catering, insurance, hangar rental, akan diketahui berapa biaya untuk satu penumpang tiap kilometer yang disebut Available Seat Kilometres (ASK).

Pada suatu regulasi atau alasan teknis tertentu bisa saja dari total 186 kursi itu yang diijinkan untuk diisi hanya 170 kursi (90%), bukan 186 kursi (100%). Maka hitungan ASK-nya akan lebih tinggi karena faktor pembaginya lebih sedikit.

Kita ambil contoh Air Asia, maskapai ini mampu menjadi the world’s lowest unit cost dengan nilai USD 0.023/ASK. Selain itu Air Asia mampu melakukan efisiensi dengan menjadikan break-even load factor hanya 52%. Break-even load factor adalah persentase tempat duduk yang harus terisi (dengan harga tiket tertentu) sehingga menghasilkan pendapatan yang setara dengan biaya operasional pada tiap penerbangan. Untuk mendapatkan untung sesuai target, maskapai perlu mendorong agar kursinya terbeli lebih dari 52%. Read the rest of this page »

Image

#tekad2015

IMG_2934

Image

melepas senja

tanjung lesung 2012

Image

pergi keluar kantor

DSCF2678 - Copy 2.jpg

Image

Gangsing

DSC_1003-001.JPG

Image

Sunset DJ

DSCF2851 - Copy - Copy-0.JPG

Karena Bukan PKI

bukan, saya bukan menyalahkan “hari kesaktian Pancasila”. saya cuma nggak paham apa esensinya, apalagi sampai diupacarakan untuk memperingati.

bukankah itu sebagai pernyataan bahwa Pancasila selamat dari “Gerakan 30 September 1965” yang dituliskan oleh sejarah bahwa itu dilakukan PKI? kalau iya, berarti Indonesia telah menyalahkan PKI dan membenarkan pembantaian ribuan manusia oleh Soeharto atas nama PKI. bukan PKI yang membunuh para Jendral, itu perbuatan Soeharto. jadi hari Kesaktian Pancasila udah nggak relevan diperingati hari ini.

setelah memposisikan diri sebagai Pahlawan Pancasila, Soeharto kemudian menodong Soekarno untuk tanda tangan Supersemar (11 Maret 1966) lalu Soekarno turun dan Soeharto jadi Presiden selama 32 tahun.

saya bukan ahli sejarah, tapi literatur sekolah telah dipolitisir untuk menyalahkan PKI dan membenarkan pembantaian ribuan warga sipil yang tak bersalah atas nama pembasmian PKI. saat itu siapapun bisa dituduh sebagai PKI lalu dibunuh dengan sadis.

@ifanidea

%d bloggers like this: